Kamis, 12 Desember 2013

BK SOSIAL


Kekerasan di Kalangan Siswa SMP yang Berdampak pada Hubungan Sosial
Langkah-Langkah Bimbingan :
1.      Identifikasi
Nama               : I Made Dibyantara
Umur               : 15 tahun
Kelas               :  IX
Anak Ke-        : 2 dari 2 bersaudara
Agama             : Hindu
Alamat             : Jln. Manggis, Karangasem

Nama Orang Tua
            Ayah   : Wayan Murya
            Ibu       : Nengah Sadri
Pekerjaan Orang Tua
            Ayah   : Buruh
            Ibu       : Buruh
Penghasilan Orang Tua : ± Rp. 1.500.000

Dibya adalah anak kedua dari dua bersaudara. Dia mempunyai seorang kakak laki-laki. Dibya tinggal bersama kedua orang tuanya beserta saudaranya di desa Manggis. Dirumah, dia dibesarkan dalam keluarga yang menoleransi kekerasan, setiap dia melakukan kesalahan, dia selalu di hukum oleh ayahnya seperti di pukul, di kunci di kamar mandi, dan lain-lain. Dari kebiasaan itu, maka ia mempelajari bahwa kekerasan adalah suatu perilaku yang bisa diterima dalam membina suatu hubungan atau dalam mencapai apa yang diinginkan. Dia juga sering bertengkar dengan kakaknya yang berujung penyerangan fisik. Di sekolah dia memiliki kelompok atau Genk dimana mereka suka membully atau menganggu siswa lainnya seperti adik-adik kelasnya, misalnya jika ada adik kelas yang tidak mereka sukai, mereka pasti akan menggencet, menggertak, mengejek, dan menindas anak tersebut sehingga banyak siswa yang tidak menyukainya dan takut kepadanya.

2.      Diagnosis
·         Pola Asuh Orang Tua yang kurang baik
·         Pengaruh teman sebaya
·         Pengaruh Media Sosial dimana anak cenderung untuk meniru adegan-adegan film yang ditontonnya.
3.      Prognosis
Pengaruh lingkungan yang tidak baik atau kondusif antara Keluarga, Sekolah dan sekitarnya.
4.      Terapi
·         Orang tua mendampingi atau mengontrol anaknya di rumah seperti diajarkan kedisplinan yang benar, jelaskan bahwa kekerasan itu perbuatan yang salah. Ajari untuk bertanggungjawab atas kesalahannya, misalnya meminta maaf.
·         Orang tua memantau acara televisi yang di tonton anaknya, video game yang dimainkan, aktivitas-aktivitas komputer yang anak lakukan. Jika berbau kekerasan, diajarkan untuk mengganti secara bertahap.
·         Diajarkan untuk menciptakan kesempatan untuk berbuat baik kepada keluarga atau teman-temannya di sekolah, misalnya berbagi, dll.
·         Libatkan anak tersebut dalam kegiatan-kegiatan yang lebih konstruktif, menghibur dan menggairahkannya.
·         Memberikan informasi kepada siswa untuk melapor apabila terjadi tindak kekerasan disekolah.
·         Membuat peraturan sekolah tentang kekerasan.
·         Datangi konselor profesional untuk ikut membantu mangatasi masalah tersebut.
5.      Follow Up (bisa ada bisa tidak)

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © EnnLaw | Floating Leaves template designed by ennyLaw | eLaw's Design