Sejak
lahir kurikulum PPSP (Proyek Perintis Sekolah Pembangunan) yang kemudian
disusul oleh lahirnya kurikulum tahun 1975, telah mulai tertanam kepada para
guru bahwa tujuan pelajaran harus dirumuskan sebelum proses belajar-mengajar
berlangsung.
Kepentingan
hubungan antara kegiatan belajar-mengajar dengan tujuan, oleh seorang ahli
bernama Scriven (1967) dikemukakan bahwa harus ada hubungan
erat antara :
1. Tujuan
kurikulum dengan bahan pelajaran
2. Bahan
pelajaran dengan alat-alat evaluasi
3. Tujuan
kurikulum dengan alat-alat evaluasi
Tujuan
kurikulum yang dimaksud adalah tujuan yang dapat diukur. Ebel (1963) berpendapat bahwa jika hasil pendidikan merupakan
sesuatu yang penting tetapi tidak dapat diukur maka tujuan itu harus diubah.
Jika tujuan telah dirumuskan secara operasional maka hasilnya akan dapat
diukur. Suatu tanda bahwa seseorang telah mencapai tujuannya, akan terlihat
pada perubahan tingkah lakunya.
Tujuan
pendidikan dapat dirumuskan pada tiga tingkatan. Pertama, tujuan umum pendidikan yang menentukan perlu dan tidaknya
sesuatu program diadakan. Kedua, tujuan
yang didasarkan atas tingkah laku. Berhasilnya pendidikan dalam bentuk tingkah
laku dimaksud dengan Taksonomi (taxonomy).
Ada tiga macam tingkah laku yang dikenal umum yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotor. Ketiga, tujuan yang lebih
jelas yang dirumuskan secara operasional. Kaum berhavioris berpendapat bahwa
taksonomi yang dikemukakan oleh Bloom dan
kawan-kawan adalah sangat bersifat mental.
Viviane
De Landsheere menyimpulkan bahwa ada 3 tingkat tujuan yaitu: Tujuan akhir atau
tujuan umum pendidikan, taksonomi dan tujuan operasional.
B. Taksonomi Bloom
Bloom dan Krathwohl telah
memberikan banyak inspirasi kepada banyak orang yang melahirkan taksonomi lain.
Prinsip-prinsip dasar yang digunakan oleh 2 orang ini ada 4 prinsip, yaitu:
a. Prinsip
metodologis
Perbedaan-perbedaan yang besar telah
merefleksi kepada cara-cara guru dalam mengajar.
b. Prinsip
psikologis
Taksonomi hendaknya konsisten dengan
fenomena kejiwaan yang ada sekarang.
c. Prinsip
logis
Taksonomi hendaknya dikembangkan secara
logis dan konsisten.
d. Prinsip
tujuan
Tingkatan-tingkatan tujuan tidak selaras
dengan tingkatan-tingkatan nilai. Tiap-tiap jenis tujuan pendidikan hendaknya
menggambarkan corak yang netral.
Awalnya
taksonomi Bloom (1956) terdiri dari
kognitif domain dan afektif domain saja. Akhirnya, Simpson (1966) melengkapi
dua domain yang ada dengan psikomotor domain. Secara garis besar, Bloom bersama
kawan-kawan merumuskan tujuan-tujuan pendidikan pada 3 tingkatan :
1. Kategori
tingkah laku yang masih verbal.
2. Perluasan
kategori menjadi sederetan tujuan.
3. Tingkah
laku konkret yang terdiri dari tugas-tugas dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai
ujian dan butir-butir soal.
Ada
3 ranah atau domain besar, yang terletak pada tingkatan ke-2 yang selanjutnya
disebut taksonomi yaitu :
A. Ranah
Kognitif
1)
Mengenal (recognition)
Dalam pengenalan siswa diminta untuk
memilih satu dari dua atau lebih jawaban. Berbeda dengan mengenal maka dalam
mengingat kembali ini siswa diminta untuk mengingat kembali satu atau lebih
fakta-faktayang sederhana.
2)
Pemahaman (comprehension)
Dengan pemahaman, siswa diminta untuk
membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana di antara fakta-fakta
atau konsep.
3)
Penerapan atau aplikasi (application)
Untuk penerapan atau aplikasi ini siswa
dituntut memiliki kemampuan untuk menyelesaikan atau memilih suatu abstrak
tertentu (konsep, hukum, dalil, aturan, gagasan, cara) secara tepat untuk
diterapkan dalam suatu situasi baru dan menerapkannya secara benar.
4)
Analisis (analysis)
Dalam tugas analisis ini siswa diminta
untuk menganalisis suatu hubungan atau situasi yang kompleks atas konsep-konsep
dasar.
5)
Sintesis (synthesis)
Siswa diminta untuk menggabungkan atau
menyusun kembali hal-hal yang spesifik agar dapat mengembalikan suatu struktur
baru. Singkatnya, dengan soal sintesis ini siswa diminta untuk melakukan
generalisasi.
6)
Evaluasi (evaluation)
Mengadakan evaluasi dalam pengukuran
aspek kognitif menyangkut masalah “benar/salah” yang didasarkan atas dalil,
hukum, prinsip pengetahuan.
B. Ranah
Afektif
· Pandangan
atau pendapat (opinion)
Apabila guru mau mengukur aspek afektif
yang berhubungan dengan pandangan siswa maka pertanyaan yang disusun
menghendaki respons yang melibatkan ekspresi,persaan atau pendapat pribadi
siswa terhadap hal-hal yang relatif sederhana tetapi bukan fakta.
· Sikap
atau Nilai (attitude, value)
Dalam penilaian afektif tentang sikap
ini, ditanya mengenai responsnya yang melibatkan sikap atau nilai telah
mendalam disanubarinya, dan guru meminta dia untuk mempertahankan pendapatnya.
C. Ranah
Psikomotor
Ranah psikomotor
berhubungan erat dengan kerja otot sehingga menyebabkan geraknya tubuh atau
bagian-bagiannya. Taksonomi untuk ranah psikomotor antara lain dikemukakan oleh
Anita harrow (1972), kebanyakan para guru tidak dapat menuntut pencapaian 100
dari tujuan yang dirumuskan kecuali hanya berharap bahwa keterampilan yang
dicapai oleh siswa-siswanya akan sangat mendukung mempelajari keterampilan
lanjutan atau gerakan-gerakan yang lebih kompleks sifatnya.
Garis
besar taksonomi yang dikemukakan oleh Harrow adalah sebagai berikut:
No
|
Tingkat
|
Uraian dan contoh
|
1.
|
Gerakan refleks
1.1 Segmental
reflexes
1.2 Intersegmental
reflexes
1.3 Suprasegmental
reflexes
|
Respon
gerakan yang tidak disadari yang dimiliki sejak lahir.
Kesemuanya
berhubungan dengan gerakan-gerakan yang terkoordinasikan oleh otak dan
bagian-bagian sumsum tulang belakang.
|
2.
|
Dasar gerakan-gerakan
2.1 Locomotor
movement
2.2
Nonlocomotor movements
2.3
Manipulative movements
|
Gerakan-gerakan
yang menuntun kepada keterampilan yang sifatnya kompleks.
Gerakan-gerakan
yang mendahului kemampuan berjalan (tengkurap, merangkak, tertatih-tatih,
berjalan, lari, melompat, menggelinding, memanjat)
Gerakan-gerakan
dinamis di dalam suatu ruangan yang bertumpu pada suatu sumbu tertentu.
Gerakan-gerakan
yang terkoordinasikan seperti dalam kegiatan bermain piano, menggambar,naik
sepeda, mengetik, dan sebagainya.
|
3.
|
Perceptual
abilities
3.1
Kinethetic discrimination
3.1a.
Body awareness
3.1b.
Body image
3.1c.
Body relationship to surrounding objects in space
3.2
Visual discrimination
3.3
Auditory discrimination
3.4
Tactile discrimination
3.5
Coordinated activities
|
Kombinasi
dari kemampuan kognitif dan gerakan.
Menyadari
akan gerakan-gerakan tubuh seseorang.
Menyadari
gerakan pada dua sisi tubuhnya, pada satu sisi, keberatsebelahan dan
keseimbangan.
Perasaan-perasaan
tentang adanya gerakan yang
berhubungan dengan badannya sendiri.
Konsep
tentang arah dan kesadaran badan dalam hubungan dengan lingkungan ruang
sekitar.
Visual
acuity (kemampuan menbedakan bentuk dan bagian), visual tracking (kemampuan
mengikuti objek), visual memory (mengingat kembali pengalaman visual),
figureground differentiation (membedakan figure yang dominan diantara latar
belakang yang kabur), dan consistency (pengalaman konsep visual).
Meliputi
auditory acuity,auditory tracking,auditory memory.
Kemampuan
untuk membedakan dengan sentuhan.
Koordinasi
antara matadengan tangan dan mata dengan kaki.
|
4.
|
Physical
abilities
4.1
Ketahanan
4.2
Kekuatan
4.3
Flexibility
4.4
Kecerdasan Otak
|
Kemampuan
yang diperlukan untuk mengembangkan
gerakan-gerakan keterampilan tingkat tinggi.
Kemampuan
untuk melanjutkan aktivitas,termasuk ketahanan otot dan denyut jantung.
Kemampuan
menggunakan otot untuk mengadakan perlawanan.
Rentangan
gerakan dan sendi.
Kemampuan
untuk bergerak cepat termasuk kemampuan untuk mengubah arah, memulai atau
berhenti, mengurangi waktu tenggang antara reaksi dan respons dan
meningkatkan ketangkasan.
|
5.
|
Skilled
movements
5.1 Simple adaptive
5.2
Compound adaptive skills
5.3
Complex adaptive skills
|
Gerakan-gerakan
yang memerlukan belajar misalnya keterampilan dalam menari, olahraga, dan
rekreasi.
Setiap
adaptasi yang berhubungan dengan dasar gerakan dasar nomor 2.2
Gerakan
kombinasi untuk menggunakan alat-alat seperti raket,parang,dsb.
Menguasai
mekanisme seluruh tubuh seperti dalam senam.
|
6.
|
Nondiscoursive
commumication
6.1 Expressive
movements
6.2 Interpretive
movements
|
Kemampuan
untuk berkomunikasi dengan menggunakan gerakan misalnya ekspresi
wajah,postur, dsb.
Gerakan-gerakan
yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti sikap dan gerak
tubuh,isyarat, ekspresi wajah.
Gerakan
sbg bagian dari bentuk seni termasuk gerakan estetis, gerakan-gerakan kreatif
(improvisasi) dsb.
|
C. Lain-Lain dari Taksonomi
Banyak kritik telah dilemparkan kepada
Bloom cs.tentang pembagian taksonomi ini, sehingga timbul teori-teori sebagai
adaptasi, modifikasi atau kategori baru.
a. Mc Guire dan Klickman (1963) telah menyusun
taksonomi untuk bidang Biologi, Wood (1968) untuk matematika, Leuis (1965)
untuk Ilmu Pengetahuan Alam. Sebagai contoh, dihasilkan oleh The National
Longitudinal Study of Mathematical Abilities :
1.
Knowledge
of facts
2.
Computation
3.
Comprehension
4.
Application
5.
Analysis
Alasanya adalah :
(1) Computation
(perhitungan) merupakan satu keterampilan khusus yang tidak mempunyai tempat
dalam taksonomi Bloom. Padahal aspek ini perlu dinilai pula.
(2) Sintesis dan
Evaluasi hanya sedikit mempunyai peranan di dalam kurikulum matematika.
b. Guilford telah menciptakan pola yang
menggambarkan struktur intelek dalam bentuk kubus.
c. Gagne dan Merrill juga mengemukakan
taksonomi lain. Di dalam bukunya The Conditions of Learning (1965). Gagne
menyebutkan adanya 8 buah kategori atau 8 hierarki tingkah lakumenurut Gagne
adalah :
1. Signal
learning
2. Stimulus-response
learning
3. Chaining
4. Verbal
association
5. Discrimination
learning
6. Concept
learning
7. Rule
learning
8. Problem
solving
d. Garlach dan Sullivan beranggapan bahwa
taksonomi Bloom mempunyai kegunaan yang terbatas sebagaialat untuk perencanaan
dan pengembangan kurikulum. Mereka mencoba mengganti gambaran tentang proses dalam
rumusan yang umum menjadi tingkah laku siswa yang dapat diamati. Kategori yang
diajukan adalah :
1. Identify
2. Name
3. Describe
4. Construct
5. Order
6. Demonstrate
e. De Block mengatakan bahwa taksonomi Bloom
diilhami oleh masalah evaluasi. Jika Gagne dan Merrill bertitik tolak pada
kondisi belajar maka De Block (1972) mengemukakan model yang didasarkan pada
tujuan-tujuan mengajar.
sepertinya mudah dan lebih keren. Thanks infonya Gan.. salam dari Streaming TV
BalasHapusTV Online
ur'welcome
Hapus