Jumat, 24 Januari 2014

TAKSONOMI

A. Arti dan Letak Taksonomi dalam Pendidikan
                        Sejak lahir kurikulum PPSP (Proyek Perintis Sekolah Pembangunan) yang kemudian disusul oleh lahirnya kurikulum tahun 1975, telah mulai tertanam kepada para guru bahwa tujuan pelajaran harus dirumuskan sebelum proses belajar-mengajar berlangsung.
                        Kepentingan hubungan antara kegiatan belajar-mengajar dengan tujuan, oleh seorang ahli bernama Scriven (1967) dikemukakan bahwa harus ada hubungan erat antara :
1.      Tujuan kurikulum dengan bahan pelajaran
2.      Bahan pelajaran dengan alat-alat evaluasi
3.      Tujuan kurikulum dengan alat-alat evaluasi

Tujuan kurikulum yang dimaksud adalah tujuan yang dapat diukur. Ebel (1963) berpendapat bahwa jika hasil pendidikan merupakan sesuatu yang penting tetapi tidak dapat diukur maka tujuan itu harus diubah. Jika tujuan telah dirumuskan secara operasional maka hasilnya akan dapat diukur. Suatu tanda bahwa seseorang telah mencapai tujuannya, akan terlihat pada perubahan tingkah lakunya.
Tujuan pendidikan dapat dirumuskan pada tiga tingkatan. Pertama, tujuan umum pendidikan yang menentukan perlu dan tidaknya sesuatu program diadakan. Kedua, tujuan yang didasarkan atas tingkah laku. Berhasilnya pendidikan dalam bentuk tingkah laku dimaksud dengan Taksonomi (taxonomy). Ada tiga macam tingkah laku yang dikenal umum yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga, tujuan yang lebih jelas yang dirumuskan secara operasional. Kaum berhavioris berpendapat bahwa taksonomi yang dikemukakan oleh Bloom dan kawan-kawan adalah sangat bersifat mental.
Viviane De Landsheere menyimpulkan bahwa ada 3 tingkat tujuan yaitu: Tujuan akhir atau tujuan umum pendidikan, taksonomi dan tujuan operasional.


B. Taksonomi Bloom

                                    Bloom dan Krathwohl telah memberikan banyak inspirasi kepada banyak orang yang melahirkan taksonomi lain. Prinsip-prinsip dasar yang digunakan oleh 2 orang ini ada 4 prinsip, yaitu:
a.       Prinsip metodologis
Perbedaan-perbedaan yang besar telah merefleksi kepada cara-cara guru dalam mengajar.
b.      Prinsip psikologis
Taksonomi hendaknya konsisten dengan fenomena kejiwaan yang ada sekarang.
c.       Prinsip logis
Taksonomi hendaknya dikembangkan secara logis dan konsisten.
d.      Prinsip tujuan
Tingkatan-tingkatan tujuan tidak selaras dengan tingkatan-tingkatan nilai. Tiap-tiap jenis tujuan pendidikan hendaknya menggambarkan corak yang netral.
                                    Awalnya taksonomi Bloom (1956) terdiri dari kognitif domain dan afektif domain saja. Akhirnya, Simpson  (1966) melengkapi dua domain yang ada dengan psikomotor domain. Secara garis besar, Bloom bersama kawan-kawan merumuskan tujuan-tujuan pendidikan pada 3 tingkatan :
1.      Kategori tingkah laku yang masih verbal.
2.      Perluasan kategori menjadi sederetan tujuan.
3.      Tingkah laku konkret yang terdiri dari tugas-tugas dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai ujian dan butir-butir soal.
Ada 3 ranah atau domain besar, yang terletak pada tingkatan ke-2 yang selanjutnya disebut taksonomi yaitu :
A.      Ranah Kognitif
1)        Mengenal (recognition)
Dalam pengenalan siswa diminta untuk memilih satu dari dua atau lebih jawaban. Berbeda dengan mengenal maka dalam mengingat kembali ini siswa diminta untuk mengingat kembali satu atau lebih fakta-faktayang sederhana.
2)        Pemahaman (comprehension)
Dengan pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana di antara fakta-fakta atau konsep.
3)        Penerapan atau aplikasi (application)
Untuk penerapan atau aplikasi ini siswa dituntut memiliki kemampuan untuk menyelesaikan atau memilih suatu abstrak tertentu (konsep, hukum, dalil, aturan, gagasan, cara) secara tepat untuk diterapkan dalam suatu situasi baru dan menerapkannya secara benar.
4)        Analisis (analysis)
Dalam tugas analisis ini siswa diminta untuk menganalisis suatu hubungan atau situasi yang kompleks atas konsep-konsep dasar.
5)        Sintesis (synthesis)
Siswa diminta untuk menggabungkan atau menyusun kembali hal-hal yang spesifik agar dapat mengembalikan suatu struktur baru. Singkatnya, dengan soal sintesis ini siswa diminta untuk melakukan generalisasi.
6)        Evaluasi (evaluation)
Mengadakan evaluasi dalam pengukuran aspek kognitif menyangkut masalah “benar/salah” yang didasarkan atas dalil, hukum, prinsip pengetahuan.




B.       Ranah Afektif
·     Pandangan atau pendapat (opinion)
Apabila guru mau mengukur aspek afektif yang berhubungan dengan pandangan siswa maka pertanyaan yang disusun menghendaki respons yang melibatkan ekspresi,persaan atau pendapat pribadi siswa terhadap hal-hal yang relatif sederhana tetapi bukan fakta.
·     Sikap atau Nilai (attitude, value)
Dalam penilaian afektif tentang sikap ini, ditanya mengenai responsnya yang melibatkan sikap atau nilai telah mendalam disanubarinya, dan guru meminta dia untuk mempertahankan pendapatnya.

C.       Ranah Psikomotor
Ranah psikomotor berhubungan erat dengan kerja otot sehingga menyebabkan geraknya tubuh atau bagian-bagiannya. Taksonomi untuk ranah psikomotor antara lain dikemukakan oleh Anita harrow (1972), kebanyakan para guru tidak dapat menuntut pencapaian 100 dari tujuan yang dirumuskan kecuali hanya berharap bahwa keterampilan yang dicapai oleh siswa-siswanya akan sangat mendukung mempelajari keterampilan lanjutan atau gerakan-gerakan yang lebih kompleks sifatnya.
Garis besar taksonomi yang dikemukakan oleh Harrow adalah sebagai berikut:
No
Tingkat
Uraian dan contoh
1.
Gerakan refleks
1.1 Segmental reflexes
1.2 Intersegmental reflexes
1.3 Suprasegmental reflexes
Respon gerakan yang tidak disadari yang dimiliki sejak lahir.
Kesemuanya berhubungan dengan gerakan-gerakan yang terkoordinasikan oleh otak dan bagian-bagian sumsum tulang belakang.
2.
Dasar gerakan-gerakan
2.1 Locomotor movement


2.2 Nonlocomotor movements

2.3 Manipulative movements
Gerakan-gerakan yang menuntun kepada keterampilan yang sifatnya kompleks.
Gerakan-gerakan yang mendahului kemampuan berjalan (tengkurap, merangkak, tertatih-tatih, berjalan, lari, melompat, menggelinding, memanjat)
Gerakan-gerakan dinamis di dalam suatu ruangan yang bertumpu pada suatu sumbu tertentu.
Gerakan-gerakan yang terkoordinasikan seperti dalam kegiatan bermain piano, menggambar,naik sepeda, mengetik, dan sebagainya.
3.
Perceptual abilities

3.1 Kinethetic discrimination
3.1a. Body awareness

3.1b. Body image

3.1c. Body relationship to surrounding objects in space
3.2 Visual discrimination




3.3 Auditory discrimination

3.4 Tactile discrimination

3.5 Coordinated activities
Kombinasi dari kemampuan kognitif dan gerakan.
Menyadari akan gerakan-gerakan tubuh seseorang.
Menyadari gerakan pada dua sisi tubuhnya, pada satu sisi, keberatsebelahan dan keseimbangan.
Perasaan-perasaan tentang adanya gerakan yang  berhubungan dengan badannya sendiri.
Konsep tentang arah dan kesadaran badan dalam hubungan dengan lingkungan ruang sekitar.
Visual acuity (kemampuan menbedakan bentuk dan bagian), visual tracking (kemampuan mengikuti objek), visual memory (mengingat kembali pengalaman visual), figureground differentiation (membedakan figure yang dominan diantara latar belakang yang kabur), dan consistency (pengalaman konsep visual).
Meliputi auditory acuity,auditory tracking,auditory memory.
Kemampuan untuk membedakan dengan sentuhan.

Koordinasi antara matadengan tangan dan mata dengan kaki.
4.
Physical abilities

4.1 Ketahanan


4.2 Kekuatan

4.3 Flexibility
4.4 Kecerdasan Otak
Kemampuan yang diperlukan untuk  mengembangkan gerakan-gerakan keterampilan tingkat tinggi.
Kemampuan untuk melanjutkan aktivitas,termasuk ketahanan otot dan denyut jantung.
Kemampuan menggunakan otot untuk mengadakan perlawanan.
Rentangan gerakan dan sendi.
Kemampuan untuk bergerak cepat termasuk kemampuan untuk mengubah arah, memulai atau berhenti, mengurangi waktu tenggang antara reaksi dan respons dan meningkatkan ketangkasan.
5.
Skilled movements

5.1 Simple adaptive

5.2 Compound adaptive skills
5.3 Complex adaptive skills

Gerakan-gerakan yang memerlukan belajar misalnya keterampilan dalam menari, olahraga, dan rekreasi.
Setiap adaptasi yang berhubungan dengan dasar gerakan dasar nomor 2.2
Gerakan kombinasi untuk menggunakan alat-alat seperti raket,parang,dsb.
Menguasai mekanisme seluruh tubuh seperti dalam senam.

6.
Nondiscoursive commumication

6.1 Expressive movements

6.2 Interpretive movements
Kemampuan untuk berkomunikasi dengan menggunakan gerakan misalnya ekspresi wajah,postur, dsb.
Gerakan-gerakan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti sikap dan gerak tubuh,isyarat, ekspresi wajah.
Gerakan sbg bagian dari bentuk seni termasuk gerakan estetis, gerakan-gerakan kreatif (improvisasi) dsb.


 C. Lain-Lain dari Taksonomi
                             Banyak kritik telah dilemparkan kepada Bloom cs.tentang pembagian taksonomi ini, sehingga timbul teori-teori sebagai adaptasi, modifikasi atau kategori baru.
a.     Mc Guire dan Klickman (1963) telah menyusun taksonomi untuk bidang Biologi, Wood (1968) untuk matematika, Leuis (1965) untuk Ilmu Pengetahuan Alam. Sebagai contoh, dihasilkan oleh The National Longitudinal Study of Mathematical Abilities :
1.      Knowledge of facts
2.      Computation
3.      Comprehension
4.      Application
5.      Analysis
Alasanya adalah :
(1) Computation (perhitungan) merupakan satu keterampilan khusus yang tidak mempunyai tempat dalam taksonomi Bloom. Padahal aspek ini perlu dinilai pula.
(2) Sintesis dan Evaluasi hanya sedikit mempunyai peranan di dalam kurikulum matematika.
b.    Guilford telah menciptakan pola yang menggambarkan struktur intelek dalam bentuk kubus.
c.     Gagne dan Merrill juga mengemukakan taksonomi lain. Di dalam bukunya The Conditions of Learning (1965). Gagne menyebutkan adanya 8 buah kategori atau 8 hierarki tingkah lakumenurut Gagne adalah :
1.      Signal learning
2.      Stimulus-response learning
3.      Chaining
4.      Verbal association
5.      Discrimination learning
6.      Concept learning
7.      Rule learning
8.      Problem solving
d.    Garlach dan Sullivan beranggapan bahwa taksonomi Bloom mempunyai kegunaan yang terbatas sebagaialat untuk perencanaan dan pengembangan kurikulum. Mereka mencoba mengganti gambaran tentang proses dalam rumusan yang umum menjadi tingkah laku siswa yang dapat diamati. Kategori yang diajukan adalah :
1.      Identify
2.      Name
3.      Describe
4.      Construct
5.      Order
6.      Demonstrate
e.     De Block mengatakan bahwa taksonomi Bloom diilhami oleh masalah evaluasi. Jika Gagne dan Merrill bertitik tolak pada kondisi belajar maka De Block (1972) mengemukakan model yang didasarkan pada tujuan-tujuan mengajar.

2 komentar:

Copyright © EnnLaw | Floating Leaves template designed by ennyLaw | eLaw's Design