a.
Classical
Conditioning Theory
Classical Conditioning
Theory merupakan salah satu teori pembelajaran. Dalam kehidupan sehari hari seseorang
pasti merasakan sesuatu yang merangsang air liurnya untuk keluar. Misalnya
siswa yang menunggu bunyi bel sebagai tanda masuk kelas, istirahat dan pulang .Contoh
lainnya yaitu bagi para ibu yang sedang mengandung dan mengalami ngidam ingin
memakan buah buahan yang asam, ketika ia melihat buah asam tentu saja air
liurnya keluar.
Beberapa contoh
tersebut merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang nyata dalam kehidupan. Bentuk
seperti itu terjadi karena adanya conditioning. Disebut Classical karena Ivan
Pavlov yang pertama kali menemukannya. Teori ini disebut juga dengan Respondent
Conditioning (pembiasaan yang di tuntut) atau Contemporary Behaviorist atau S-R
Psychologists yang berpendapat bahwa tingkah laku belajar manusia dikendalikan
oleh ganjaran atau penguatan dari lingkungan.
Beberapa ahli juga
menyatakan pendapatnya tentang classical conditioning diantaranya :
o John
B. Watson
Eksperimennya memindahkan rasa
takut anak dari yang takut dengan tikus menjadi takut dengan kelinci. Hal itu
membuktikan bahwa belajar itu merupakan suatu proses perubahan yang terjadi
karena adanya syarat-syarat yang kemudian menimbulkan reaksi.
o Guthrie
Teori ini memperluas penemuan John
B. Watson tentang belajar, yang mengemukakan bagaimana cara atau metode untuk
mengubah kebiasaan yang kurang baik. Menurut Guthrie, untuk mengggunakan kebisaan
yang tidak baik harus dilihat dalam rentetan deretan unit-unit tingkah lakunya,
kemudian diusahakan untuk menghilangkan unit yang tidak baik.
o Ivan
Pavlov
Ahli psikologi refleksologi dari
rusia melakukan percobaan dengan membedah moncong anjing dan dipasangi selang
yang dihubungkan diluar kamar agar diketahui apakah air liur anjing itu keluar
atau tidak pada saat percobaan.
Petunjuk menggunakan
prinsip teori Classical Conditioning adalah sebagai berikut :
-
Kaitkan kejadian
positif dan menyenangkan dengan tugas belajar.
-
Beri bantuan pada siswa
untuk menghadapi situasi penuh kecemasan secara sukarela.
-
Membantu siswa
mengenali perbedaan dan kesamaan diantara situasi yang mereka dapat sehingga
mereka mampu mendiskripsikan dan menggenelerasikan secara tepat.
b.
Operant
Conditioning Theory
Operant
conditioning merupakan proses belajar yang terlibat di dalam mengubah perilaku
operant. Operant itu sendiri adalah tindakan yang dikendalikan oleh tujuan.
Teori
Operant conditioning dari Burrhus Frederic Skinner penganut behaviorisme yang
dianggap controversional, dengan teori pembiasaan perilaku responnya, merupakan
teori belajar yang paling mudah dan masih sangat berpengaruh dikalangan
psikologi belajar massa kini. Seperti Pavlov dan Watson, skinner juga
memikirkan tingkah laku sebagai hubungan antara perangsang dengan respons.
Perbedaannya Skinner membuat perincian lebih jauh, yang menbedakan dua macam
respons yaitu respondent response dan operant response.
Ø Respondent
Response
Respon
yang timbulkan oleh perangsang tertentu, misalnya keluarnya air liur setelah
melihat makanan yang disukainya.
Ø Operant
Response
Respon
yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsang tertentu. Misalnya
seorang anak yang belajar melakukan perbuatan au mendapat hadiah maka ia
menjadi lebih giat belajar.
Adapun prosedur pembentukan tingkah laku dalam
Operant Conditioning:
1. Mengindetifikasi
hal-hal yang merupakan hadiah bagi tingkah laku yang akan dibentuk.
2. Menganalisis
dan mengidentifikasi komponen kecil yang membentuk tingkah laku yang dimaksud,
kemudian komponen tersebut disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju
pembentukan tingkah laku yang dimaksud.
3. Urutan
komponen tersebut sebagai tujuan sementara, dengan mengidentifikasi hadiah
untuk masing-masing komponen itu.
4. Melakukan
pembentukan tingkah laku, dengan menggunakan urutan komponen yang telah di
susun.
Jadi,
Skinner menganggap reward atau hadiah dan hukuman sebagai faktor terpenting
dalam proses belajar.
0 komentar:
Posting Komentar