Kamis, 30 Januari 2014

Conditioning Theory

Conditional atau Conditioning dalam arti sempit adalah  upaya pembiasaan. Dimana teori conditioning ini pertama kali dikemukakan oleh Ivan Pavlov. Conditioning Theory ini di bagi menjadi 3 bagian antara lain :
a.       Classical Conditioning
b.      Operant Conditioning
c.       Sistematic Behavior






a.           Classical Conditioning Theory
Classical Conditioning Theory merupakan salah satu teori pembelajaran. Dalam kehidupan sehari hari seseorang pasti merasakan sesuatu yang merangsang air liurnya untuk keluar. Misalnya siswa yang menunggu bunyi bel sebagai tanda masuk kelas, istirahat dan pulang .Contoh lainnya yaitu bagi para ibu yang sedang mengandung dan mengalami ngidam ingin memakan buah buahan yang asam, ketika ia melihat buah asam tentu saja air liurnya keluar.
Beberapa contoh tersebut merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang nyata dalam kehidupan. Bentuk seperti itu terjadi karena adanya conditioning. Disebut Classical karena Ivan Pavlov yang pertama kali menemukannya. Teori ini disebut juga dengan Respondent Conditioning (pembiasaan yang di tuntut) atau Contemporary Behaviorist atau S-R Psychologists yang berpendapat bahwa tingkah laku belajar manusia dikendalikan oleh ganjaran atau penguatan dari lingkungan.
Beberapa ahli juga menyatakan pendapatnya tentang classical conditioning diantaranya :
o   John B. Watson
Eksperimennya memindahkan rasa takut anak dari yang takut dengan tikus menjadi takut dengan kelinci. Hal itu membuktikan bahwa belajar itu merupakan suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat yang kemudian menimbulkan reaksi.

o   Guthrie
Teori ini memperluas penemuan John B. Watson tentang belajar, yang mengemukakan bagaimana cara atau metode untuk mengubah kebiasaan yang kurang baik. Menurut Guthrie, untuk mengggunakan kebisaan yang tidak baik harus dilihat dalam rentetan deretan unit-unit tingkah lakunya, kemudian diusahakan untuk menghilangkan unit yang tidak baik.

o   Ivan Pavlov
Ahli psikologi refleksologi dari rusia melakukan percobaan dengan membedah moncong anjing dan dipasangi selang yang dihubungkan diluar kamar agar diketahui apakah air liur anjing itu keluar atau tidak pada saat percobaan.

                       
*      Petunjuk menggunakan prinsip teori Classical Conditioning adalah sebagai berikut :
-        Kaitkan kejadian positif dan menyenangkan dengan tugas belajar.
-        Beri bantuan pada siswa untuk menghadapi situasi penuh kecemasan secara sukarela.
-        Membantu siswa mengenali perbedaan dan kesamaan diantara situasi yang mereka dapat sehingga mereka mampu mendiskripsikan dan menggenelerasikan secara tepat.

b.          Operant Conditioning Theory
Operant conditioning merupakan proses belajar yang terlibat di dalam mengubah perilaku operant. Operant itu sendiri adalah tindakan yang dikendalikan oleh tujuan.
Teori Operant conditioning dari Burrhus Frederic Skinner penganut behaviorisme yang dianggap controversional, dengan teori pembiasaan perilaku responnya, merupakan teori belajar yang paling mudah dan masih sangat berpengaruh dikalangan psikologi belajar massa kini. Seperti Pavlov dan Watson, skinner juga memikirkan tingkah laku sebagai hubungan antara perangsang dengan respons. Perbedaannya Skinner membuat perincian lebih jauh, yang menbedakan dua macam respons yaitu respondent response dan operant response.
Ø  Respondent Response
Respon yang timbulkan oleh perangsang tertentu, misalnya keluarnya air liur setelah melihat makanan yang disukainya.
Ø  Operant Response
Respon yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsang tertentu. Misalnya seorang anak yang belajar melakukan perbuatan au mendapat hadiah maka ia menjadi lebih giat belajar.

*                  Adapun  prosedur pembentukan tingkah laku dalam Operant Conditioning:
1.      Mengindetifikasi hal-hal yang merupakan hadiah bagi tingkah laku yang akan dibentuk.
2.      Menganalisis dan mengidentifikasi komponen kecil yang membentuk tingkah laku yang dimaksud, kemudian komponen tersebut disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju pembentukan tingkah laku yang dimaksud.
3.      Urutan komponen tersebut sebagai tujuan sementara, dengan mengidentifikasi hadiah untuk masing-masing komponen itu.
4.      Melakukan pembentukan tingkah laku, dengan menggunakan urutan komponen yang telah di susun.
Jadi, Skinner menganggap reward atau hadiah dan hukuman sebagai faktor terpenting dalam proses belajar.

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © EnnLaw | Floating Leaves template designed by ennyLaw | eLaw's Design